💊 Efek Samping Pengobatan TBC: Kenali Sejak Dini agar Tidak Panik

Pengobatan TBC (Tuberkulosis) memang memerlukan waktu yang cukup lama, biasanya 6 bulan atau lebih. Namun banyak pasien yang berhenti di tengah jalan karena mengalami efek samping obat. Padahal, sebagian besar efek samping bisa diatasi tanpa harus menghentikan pengobatan.

Blog ini akan membantu Anda mengenali efek samping yang umum, ringan, hingga berat saat mengonsumsi OAT (Obat Anti Tuberkulosis), dan apa yang harus dilakukan jika mengalaminya.

 

🔍 Jenis Obat TBC yang Umum Digunakan (OAT)

Obat lini pertama (standar) yang digunakan untuk TBC sensitif obat:

  • Rifampisin (R)

  • Isoniazid (H)

  • Pirazinamid (Z)

  • Etambutol (E)

Obat ini biasanya dikonsumsi dalam bentuk kombi (obat kombinasi) dan diberikan secara gratis di Puskesmas.

 

⚠️ Efek Samping Ringan (Umum dan Sementara)

Efek ini sering muncul di awal pengobatan dan biasanya tidak berbahaya:

  1. Mual dan muntah ringan

  2. Nafsu makan menurun

  3. Nyeri ulu hati

  4. Pusing dan lelah

  5. Warna urine kemerahan (normal karena efek rifampisin)

📌 Tips mengatasi:

  • Minum obat pada pagi hari sebelum makan

  • Jika mual berat, konsultasikan ke Puskesmas — bisa diberikan anti-mual atau disesuaikan waktu minumnya

 

🚨 Efek Samping Sedang–Berat (Perlu Penanganan)

1. Gatal hebat atau ruam kulit menyebar

➡️ Bisa jadi reaksi alergi obat
📝 Segera konsultasi ke dokter. Jangan hentikan obat sendiri!

2. Mata kabur atau penglihatan berubah warna

➡️ Kemungkinan efek Etambutol
📝 Segera periksa ke dokter. Biasanya akan dihentikan atau diganti.

3. Nyeri sendi dan otot

➡️ Bisa terjadi akibat Pirazinamid
📝 Biasanya dapat diatasi dengan istirahat dan minum cukup air.

4. Kuning pada mata dan kulit (ikterik), urin gelap seperti teh

➡️ Tanda kerusakan hati (hepatotoksik) akibat Rifampisin/Isoniazid
📝 Ini darurat! Segera ke Puskesmas atau rumah sakit.

5. Kesemutan di tangan/kaki

➡️ Efek dari Isoniazid karena defisiensi vitamin B6
📝 Bisa dicegah dengan suplemen vitamin B6 selama pengobatan.


📝 Apa yang Harus Dilakukan Jika Ada Efek Samping?

  • Jangan langsung menghentikan obat tanpa pengawasan medis.

  • Segera laporkan ke petugas kesehatan atau dokter untuk penanganan lebih lanjut.

  • Terkadang obat dapat diganti, diturunkan dosisnya, atau diberikan tambahan obat untuk mengurangi efek samping.

 

✅ Kabar Baiknya…

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping. Dengan pemantauan rutin dan edukasi yang baik, TBC bisa disembuhkan 100% tanpa risiko komplikasi berat.

 

📚 Daftar Pustaka

  1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2020.
    https://tbindonesia.or.id

  2. WHO. Treatment of tuberculosis: guidelines. 4th edition.
    https://www.who.int/publications/i/item/9789241547833

  3. CDC. TB Treatment: Side Effects and Adverse Reactions.
    https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/tbadversereactions.htm

  4. Saukkonen JJ, et al. An official ATS statement: Hepatotoxicity of antituberculosis therapy.
    Am J Respir Crit Care Med. 2006;174(8):935–952.